Selamat pagi agan-agan semua yang pengen tau tentang fungsi-fungsi manajemen yang selanjutnya tentang Seleksi Sumber Daya Manusia !!!!!!!
BAB
5
SELEKSI
SUMBER DAYA MANUSIA
Tujuan Pembelajaran
- · Mengetahui definisi dan proses seleksi
- · Mengetahui jenis-jenis dan kegunaan employment test
- · Mengetahui jenis-jenis dan kegunaan wawancara
- · Mengetahui kesalahan-kesalahan dalam proses wawancara
Proses
seleksi dilakukan ketika kandidat-kandidat terbaik telah dikumpulkan (pool of talent) dan kemudian dipilih
diantara yang terbaik. Keputusan memilih berdasarkan kriteria yang ditetapkan.
Sebelum
melakukan diputuskan memilih tenaga kerja, hal yang dilakukan adalah
melaksanakan beberapa tes atau disebut employment
test.
Tes Kerja (employment
test)
Adalah
sebuah cara bagi perusahaan untuk menilai sejauh mana kecocokan antara kandidat
dengan kriteria untuk mengisi jabatan tertentu. Diantaranya tes kertas atau lainnya
bisa berbentuk simulasi.
Ada
dua hal dalam melaksanakan tes kerja yang dilakukan perusahaan. Pertama adalah
sejauh mana tes yang digunakan itu valid serta hal kedua apakah tes yang
digunakan itu reliabel ataukah tidak.
- Validitas tes berarti tes yang diberikan ketika seorang kandidat dalam proses seleksi harus secara signifikan terkait dengan kinerjanya dikemudian hari. Bahwa tes yang diberikan kurang lebih harus mampu menggambarkan skill dan kemampuan si kandidat. Apabila nilai tesnya rendah, maka kinerja pasti akan rendah juga, begitu pula sebaliknya.
- Tes tidak valid adalah tes yang nilainya tidak berkaitan dengan kinerja kelak. Misalnya, ketika dites si kandidat memiliki nilai yang tinggi tetapi pada kenyataannya hasil tes yang tinggi tidak tergambarkan dalam kinerjanya dikemudian hari.
- Validitas tes terdiri dari dua macam yaitu validitas kriteria (criterion validity) dan validitas konten (content validity). Validitas kriteria artinya tes yang diberikan harus bisa menggambarkan kinerja kandidat apabila ia terpilih menjadi pekerja diperusahaan. Validitas konten berarti tes yang diberikan harus menggambarkan pekerjaan yang akan dilakukan oleh kandidat kelak apabila terpilih.
- Reliabilitas tes berarti bahwa seberapa sering tes itu dilakukan, maka kandidat akan memiliki nilai kurang lebih sama atau konsisten, sehingga tes tersebut bisa benar-benar memprediksi kemampuan dan keahlian sesungguhnya yang dimiliki oleh kandidat.
Secara
umum, tes kerja atau amployment test
terbagi menjadi empat jenis yaitu cognitive,
motoric and physical, personality and interest dan achievement.
- Tes kognitif (cognitive test) tujuannya untuk mengetahui tingkat kemampuan kognitif. Umumnya berkaitan dengan pengukuran tingkat intelejensi. Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan daya fikir, kemampuan dalam berbahasa, kemampuan berhitung, berfikir abstrak, dan mengingat.
- Tes motorik dan fisik (motoric and physical test) tujuannya untuk mengetahui sejauh mana kandidat memiliki kekuatan fisik. Tes ini mengukur ketangkasan, kelenturan, daya tahan fisik, kelincahan, dan lain sebagainya.
- Tes kepribadian dan bakat (personality and interest test) tujuannya untuk mengetahui karakteristik individu si kandidat. Tes ini akan mengungkapkan motivasi individu, kestabilan emosi, sifat-sifat pribadi, kegemaran, keahlian dalam pengelolaan diri sendiri, dan ketahanan terhadap stres.
- Tes capaian (achievement test) bertujuan untuk mengetahui sejauh mana individu telah mempelajari sesuatu. Contoh yang paling sederhana dari tes ini adalah ujian yang diberikan kepada mahasiswa atau pelajar. Tes capaian bertujuan untuk mengetahui keahlian dan kemampuan yang telah dimiliki oleh kandidat, sehingga bisa mengetahui apakah kandidat tersebut telah memenuhi kriteria yang diperlukan guna menduduki jabatan dan memiliki kemampuan serta keahlian untuk melaksanakan tugas-tugas.
Satu
tes tambahan yaitu tes kesehatan berguna untuk mengetahui kondisi kesehatan
kandidat. Tujuannya untuk memastikan kandidat memiliki kesehatan mampu
mendukungnya guna melaksanakan pekerjaan serta hambatan medis apa yang mungkin
dimiliki kendidat yang bisa menghambat kinerjanya apabila sudah diterima kerja.
Juga bisa digunakan pengasuransian kesehatan akan diterima pekerja sebagai
bagian dari benefits.
Wawancara (interview)
Tujuannya
adalah memperoleh gambaran dan informasi
mengenai kandidat secara langsung lewat pembicaraan tatap muka (face to face). Dengan wawancara kita
dapat lebih dekat dan lebih dalam dengan kandidat.
Secara
umum wawancara terbagi menjadi dua jenis yaitu wawancara terstruktur (strcutured interview) dan wawancara
tidak terstruktur (unstrcutured interview).
Wawancara terstruktur adalah wawancara yang mana sang pewawancara (interviewer)
memiliki panduan yang jelas mengenai tahapan-tahapan wawancara dan hal-hal yang
akan ditanyakan ketika wawancara. Wawancara terstruktur memungkinkan proses
wawancara berjalan dengan sistematis dan runtun. Kelemahannya adalah
pewawancara tidak bisa menggali informasi kandidat terlalu dalam karena ia
harus mengikuti panduan (guideline)
yang telah dibuat. Sebaliknya wawancara tidak terstruktur adalah jenis
wawancara yang memungkinkan pewawancara menanyakan semua informasi yang
dianggap perlu.wawancara tidak terstruktur tidak memiliki tahapan dan daftar
pertanyaan yang ditanyakan. Kelebihannya, sang pewawancara akan memperoleh
informasi sebanyak-banyaknya yang dibutuhkan. Kelemahannya terletak pada
lamanya waktu yang dibutuhkan, setiap
kandidat ditanyai pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dirasa perlu untuk
diketahui dan digali (tidak sistematis dan perlu dirapikan).
Situational
interview adalah wawancara yang pertanyaan berkaitan dengan pekerjaan yang akan
diperolehnya bila diterima. Pertanyaan-pertanyaan masa depan dan berkaitan
dengan bagaimana si kandidat akan berperilaku dan menyelesaikan masalah dalam
suatu kondisi kerja yang mungkin akan dihadapi kelak. Kita mendapatkan gambaran
bagaimana kira-kira si kandidat akan menangani pekerjaannya dan bagaimana ia
akan menyelesaikan masalah yang mungkin akan timbul.
Behavioral
interview adalah wawancara pertanyaannya berkaitan dengan respon dan sikapnya
pada suatu situasikerja dialaminya dimasa lalu. Berbeda dengan Situational interview, Behavioral interview
bersifat masa lalu. Kita akan memperoleh gambaran bagaimana kandidat menangani
pekerjaannya dahulu dan bagaimana ia menghadapi permasalahan yang telah timbul
sehingga bisa terselesaikan.
Job-related
interview adalah wawancara yang pertanyaannya berkenan dengan pencapaian atau
kinerja yang telah ditunjuk oleh kandidat dimasa lalu. Pewawancara menanyakan
seberapa baikkah ia berkinerja dipekerjaannya yang lalu, prestasi apa yang
diraihnya, kesalahan dan kegagalan apa dibuatnya, pencapaian apa diperolehnya
selama sekolah dan dalam pekerjaan yang sebelumnya. Informasi dari jenis
pertanyaan dalam job-related
interview berguna untuk mengetahui track-record dari si kandidat, sehingga bisa memperoleh
gambaran mengenai cocok tidaknya kandidat dengan pekerjaan yang kita tawarkan.
Kesalahan-kesalahan dalam Wawancara
Kesalahan
yang muncul dari pewawancara yaitu:
· Hallo
effect, yaitu pewawancara menilai kandidat dari
satu faktor saja dan mengabaikan faktor lain sehingga menyebabkan penilaian
yang bisa dan tidak objektif. Contohnya, pewawancara mungkin akan memberikan
penilaian baik kepada kandidat yang berpakaian rapi dan memberikan nilai buruk
pada kandidat yang kurang rapi. Pakaian menjadi penilaian baik buruknya
kandidat dan mengabaikan faktor-faktor lain seperti skill dan pengalaman kerja.
·
Leading
Question, yaitu pewawancara berusaha mengarahkan
kandidat diwawancarai untuk memberikan jawaban yang diinginkan oleh si
pewawancara. Misalnya, pewawancara bertanya: perusahaan ini berkinerja bagus
kan? Tentu pertanyaan itu akan dijawab iya. Sebab itu, pewawancara harus
memberikan pertanyaan terbuka bukan tunggal.
·
Personal
Bias, yaitu pewawancara memberikan prasangka
sebelum kandidat diwawancarai. Pewawancara memiliki penilaian sebelum
mewawancarai kandidat. Personal bias bisa disebabkan adanya kecenderungan
stereotipe.
·
Interview
domination, yaitu kondisi ketika pewawancara
medominasi jalannya wawancara dan tidak memberikan kesempatan kepada yang
diwawancarai untuk memberikan gambaran tentang dirinya.
Sementara
kesalahan yang sering dilakukan oleh orang yang diwawancarai umumnya adalah:
·
Tidak serius dalam
menanggapi pertanyaan
·
Berbicara terlalu
banyak
·
Membual dan berbohong
·
Tidak mendengarkan
dengan seksama
·
Tidak melakukan
persiapan sebelumnya
Suplemen: Psikotest
Salah
satu cara perusahaan atau lembaga untuk menguji karyawannya adalah dengan
mengajukan berbagai tes spikologi dikenal dengan spikotest. Secara standar
tidak hanya mencakup nasional tetapi dalam lingkup internasional.
Jenis-jenis
spikotest:
1.
- Tes IQ. Melibatkan serangkaian soal matematika dalam istilah tesnya tes verbal dan non verbal. Angka dan bahasa merupakn bagian dari tes ini. Jika Anda suka dengan teka-teki silang dan hitung secara cepat maka Anda beruntung bisa lulus. Tes IQ dibuat standar agar bisa dilakukan setiap orang.
- Tes Kepribadian. Sebuah pertanyaan mengenai berbagai dilema dalam pekerjaan seperti bagaimana menghadapi konflik, bagaimana bekerja sama, dan bagaimana menghadapi dilema. Dari sini bisa dilihat sejauh mana kemampuan Anda bekerja dalam tim dan apakah termasuk orang yang hangat dalam pergaulan dan tidak kaku.
- Tes Kemampuan. Serangkaian tugas dibawah tekanan tinggi, apakah Anda bisa melakukannya. Tes kemampuan ini mengkondisikan Anda dalam suasana penuh tekanan tetapi harus menyelesaikan soal dengan cepat. Biasanya berbentuk angka atau permainan kata-kata. Bisa pula berupa grafik dan bentuk-bentuk tiga dimensi.
- Tes Kreativitas. Anda diminta untuk menulis atau menggambarkan sesuatu. Salah satu tes Anda diminta melanjutkan gambar dari enam kotak yang sudah ada. Lanjutkan dengan ilustrasi yang baik semaksimal mungkin. Satu lagi tes final bisanya Anda diminta menggambar.
Tips dilakukan saat psikotest sedang
berlangsung:
- 1. Tes IQ
Kerjakan
soal yang mudah dulu terus yang sulit. Untuk mengoptimalkan skor yang Anda
dapatkan. Jangan kerjakan soal asal-asalan, ini biasanya terjadi pada saat
waktu yang diberikan akan segera habis.
- 2. Tes Kepribadian
Tes
ini tidak menentukan siapa yang baik, dan siapa yang tidak baik. Tes ini murni
dilakukan untuk mengenal bagaimana kepribadian calon pegawai. Jawablah
soal-soal sesuai dengan kepribadian Anda. Tes
ini dilakukan untuk mendapatkan calon pegawai diposisi jabatan yang tepat.
Sesuai dengan prinsip “Right Man on The
Right Place”
- 3. Tes kemampuan
Berupa
deretan angka dan gambar. Dalam mengerjakan soal ini, diperlukan konsentrasi
penuh dalam mengerjakannya. Memerlukan waktu lama, sebaiknya jika Anda ada
keperluan ke kamar kecil, lakukan sebelum tes dimulai. Konsentrasi dibutuhkan
istirahat yang cukup, oleh karena itu dibutuhkan waktu tidur yang cukup.
- 4. Tes Kreativitas
Berupa
gambar sebanyak 6 kotak. Masing- masing kotak memiliki tanda awal khusus. Di
tes ini calon pegawai diminta untuk mengembangkan tanda dimasing-masing kotak,
menjadi sebuah gambar atau objek. Tes ini juga diminta untuk menentukan gambar
mana yang paling mudah, paling sulit, paling disukai, dan yang tidak disukai
dari gambar yang dibuat.
Kemudian
tes terakhir adalah menggambar pohon atau menggambar orang.
Comments
Post a Comment